15 Des 2022

Dear Noel, Jadikan Rumah Ini Tempat Menimba dan Menimbun Segala Rasa

(ulrichome.com)


Noel sayang,

Suatu hari, papah pernah berjanji dalam hati. “Sebelum menikah dengan mamah, papah harus punya rumah!”

Janji itu pernah tergusur, bahkan terkubur oleh beragam aktivitas dan waktu yang terus menjulur. Tapi, rupanya ingatan akan janji itu tak pernah kabur.

Janji itu terus terngiang dalam tambur memori. Dan janji itu bagai doa tanpa terucap. Dua tahun sebelum Papah dan Mamah menikah, janji itu mulai mewujud.

Awal tahun 2009, Papah mulai mengumpulkan dana dengan menyisihkan penghasilan bulanan.

Tentu tak mudah mengumpulkan dana dengan penghasilan yang pas-pasan. Tapi tekad untuk memiliki rumah itu telah membulat.

Setiap kali gajian di akhir bulan, Papah langsung menyisihkan dana untuk ditabung. Kata para pakar keuangan, menabung itu menyisakan penghasilan di akhir bulan, tapi menyisihkan pendapatan di awal bulan.

Noel sayang,

Alhasil, setelah beberapa bulan, dana untuk uang muka kredit rumah pun terkumpul.

Papah dan Mamah yang kala itu masih pacaran, langsung berburu rumah. Perumahan-perumahan baru menjadi incaran kami.

Ternyata, tak mudah lho menemukan rumah yang cocok di hati. Lokasi nyaman, tapi akses transportasinya susah. Akses mudah, tapi lokasinya di pinggir sungai yang rawan longsor. Atau lokasi cocok, akses mudah, harga mahal.

Nah, yang terakhir inilah yang paling sering kami temui. Persoalan harga ini memang kerap menjadi kendala kami untuk menentukan pilihan.

Tapi, setelah berburu rumah ngalor dan ngidul, akhirnya kami menemukan satu perumahan di pinggiran kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. 

Perumahan ini berada di daerah perbukitan Kalibagor-Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. Berjarak sekira 10 kilometer dari pusat kota mendoan, Purwokerto.

Akses transportasi pun tak sulit, lantaran perumahan ini berada di pinggir jalan utama Sokaraja-Banyumas.

Untuk urusan harga, masih terjangkau kantong Papah. Tidak terlalu murah, tapi juga tidak begitu mahal. Pas lah di kantong!

Setelah akad kredit berlangsung, cicilan bulanan pun siap menanti. Tantangan baru menanti.

Noel sayang,

Dengan penghasilan yang serba mepet, tentu mengangsur cicilan rumah dengan skema KPR menjadi tantangan yang berarti. 

Gajian di akhir bulan harus langsung disisihkan untuk bayar cicilan rumah. Baru setelah itu memikirkan hidup dengan “sisa-sisa” penghasilan. Tidak mudah!

Di bulan-bulan awal memang terasa berat, tapi setelah itu menjadi terbiasa. Terbiasa prihatin, maksudnya. Makan dua kali sehari cukup. Semua mesti diirit-irit, agar uang cukup sampai gajian berikutnya.

Noel sayang,

Usaha emang tak pernah mengkhianati hasil. Meskipun tak luas dan mewah, tapi rumah ini kini telah terbayar lunas. Melelahkan, namun melegakan.

Bahkan, beberapa bagian di rumah ini telah direnovasi, sehingga makin nyaman dihuni.

Papah selalu bilang, “Rumah ini belum selesai! Dan mungkin tak akan pernah selesai.”

Ya, bagi Papah, membangun rumah secara fisik pasti akan selesai. Tapi “rumah” yang sejati tidak akan pernah rampung. Ia akan terus bertumbuh seiring perjalanan para penghuninya.

Dalam bahasa Inggris ada istilah pembeda antara “house” dan “home”. Kalau “house” lebih mengacu kepada bangunan fisik. Namun, “home” lebih mengacu kepada kondisi atau suasana rumah.

Noel sayang,

Kita lah para penghuninya yang akan membuat “house” itu menjadi “home”.

Rumah tak sekadar bangunan fisik dengan perabotnya. Rumah adalah rasa. Damai, nyaman, dan penuh cinta. Tapi di sana juga ada keringat dan air mata.

Rumah menjadi tempat untuk memperjuangkan segala hal. Papah dan Mamah sudah berjuang menghadirkan rumah ini untuk kita.

Di rumah inilah, kamu bisa menimba segala rasa, sekaligus menimbun berbagai rasa. Agar rumah ini menjadi rumah yang penuh rasa dan kenangan.

Kebutuhan perabotan rumah

(olymplast.co.id)



Nah, untuk urusan perabotan rumah tangga, Papah percayakan kepada brand Olymplast. Olympast sendiri merupakan brand aneka kebutuhan perabotan rumah tangga dengan bahan baku plastik yang diproduksi PT. Cahaya Bintang Plastindo.

PT. Cahaya Bintang Plastindo sendiri adalah anak perusahaan  PT. Graha Multi Bintang sebagai holding company yang memegang merek-merek furniture ternama, sebagai bagian dari Olympic Furniture Group.

Kenapa memilih yang berbahan plastik? 

Tentu karena perabot yang berbahan plastik lebih awet alis tahan lama, anti rayap, mudah dibersihkan, dan harganya lebih terjangkau.

Bagi Olymplast, rumah merupakan tempat ternyaman bagi setiap anggota keluarga dalam menghabiskan sebagian besar waktunya. Tempat berbagi cinta, tempat melepaskan lelah, dan tempat yang selalu dirindukan. 

Maka, Olymplast selalu menghadirkan produk-produk terbaik dengan konsep modern yang dapat mempercantik rumah dan memberi manfaat keluarga Indonesia dengan perabot plastik yang berkelas dan berkualitas di rumah, karena Olymplast juaranya rapikan rumah.

Ya, rumah bukanlah soal bangunan semata. Tapi ia adalah tempat berbagi aneka rasa.


14 Apr 2022

Soul in a Box Sajikan Makanan Sehat demi Jiwa dan Raga yang Walafiat

Menu sehat Soul in a Box (Dok.SIAB)

Nielsen’s New Global Health and Ingredient-Sentiment Survey menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mulai peduli dengan pola konsumsi makanan. Sebagian responden bahkan mengaku telah mengikuti pola diet tertentu.

“Konsumen lebih sadar akan pola makan sehat, karena itu mereka ingin menerapkan pola makan yang dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan,” ujar Direktur Eksekutif Nielsen, Yudi Suryanata, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Survei yang dirilis medio September 2016 itu menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh responden atau sekira 80 persen responden mengaku mengikuti pola konsumsi makanan yang sehat.

Lalu apa yang membuat responden mengikui pola konsumsi makanan yang sehat?

Ada beberapa alasan yang mengemuka dalam survei ini. Misal, alasan responden lebih memilih makanan sehat adalah kandungan lemak, gula, atau karbohidrat.

Sesudah mengetahui kandungan dalam makanan yang hendak dikonsumsi, responden ternyata juga memerhatikan bahan tambahan pangan dalam makanan. Hal ini terungkap dari hasil survei sebesar 70 persen responden akan menghindari makanan berpengawet, 72 persen menghindari perisa buatan, dan 71 persen menolak pewarna buatan.

Pendorong lain yang seiring dengan pola konsumsi makanan sehat adalah kenyataan makin banyaknya penyakit degeneratif akibat gaya hidup tak sehat seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Sebesar 70 persen responden mengaku bahwa mereka memilih pola konsumsi makanan sehat untuk menghindari berbagai penyakit mematikan itu.

Demikian kata survei sebelum masa pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Bagaimana setelah pandemi?

Makan Sehat, Imun Meningkat

Nah, pada medio September-Oktober 2020, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar survei terkait pola konsumsi makanan masyarakat di masa pandemi.

Survei itu juga memperlihatkan bahwa masyarakat cenderung mengonsumsi makanan sehat dengan tujuan untuk menjaga imun tubuh di masa pandemi.

Peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Purwanto mengatakan, selama masa pandemi, dengan pertimbangan kesehatan, konsumsi rumah tangga untuk protein hewani masih cukup tinggi. Selain itu, ada kesadaran dari sebagian besar responden untuk meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

Hal ini nyatanya juga sejalan dengan pola konsumsi makanan di beberapa negara. Pada masa pandemi ini, masyarakat seolah berlomba-lomba meningkat imunitas tubuh dengan memperbaiki pola makan yang lebih sehat.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Herbalife Nutrition bertajuk “2020 Diet Decisions Survey”.

Survei ini melibatkan 8.000 konsumen di delapan negara Asia Pasifik, yaitu Australia, Jepang, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia.

Terungkap bahwa 58 persen responden di Asia Pasifik menerapkan pola makan lebih baik dan lebih rajin berolahraga selama pandemi Covid-19.

“Sebanyak 59 persen responden Indonesia telah melakukan perubahan pada pola makan mereka selama pandemi. Perubahan yang paling umum berupa makan lebih banyak buah dan sayuran, serta mengurangi daging,” papar Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, seperti dikutip dari kompas.com.

Selain itu, responden di Indonesia juga mengaku makan lebih banyak makanan yang berbasis nabati, berhenti makan tengah malam, hingga berhenti atau mengurangi makan nasi.

Mayoritas responden setuju bahwa mereka memiliki momen tertentu selama pandemi ketika menyadari bahwa mereka perlu mengubah pola makan.

Alasan-alasan perubahan itu antara lain kesehatan (73 persen), mengurangi berat badan (34 persen), biaya (21 persen), hingga agar ramah lingkungan (17 persen).

Makanan sehat. (Dok.SIAB)

Inilah Pilihannya

So, untuk semua alasan tersebut, kini hadir di Jakarta, Soul in a Box (SIAB) yang siap menyajikan menu-menu makanan sehat. Karena makan tak hanya sekadar kebutuhan pokok, ia juga menjadi gaya hidup sehat.

Soul in a Box (SIAB) merupakan besutan PT Jiwa Tekno Kultura yang telah beroperasi pada 2017. Sajian menu yang sehat selalu bermula dari dapur bersih. Pun dengan Soul in a Box.

Soul in a Box telah menggenggam sertifikat Halal dan Layak Hygiene Sanitasi, ISO, dan CHSE. Semua itu adalah jaminan bahwa Soul in a Box berusaha memberikan yang terbaik.

Menu-menu Soul in a Box senantiasa menggunakan bahan organik, lokal, dan musiman. Mengapa? 

Pemakaian bahan-bahan organik menjamin makanan terhindar dari unsur-unsur kimia aditif yang masih terkandung dalam bahan makanan, seperti sayur, buah, atau protein hewani.

Selain penggunaan bahan organik, Soul in a Box juga memakai bahan pangan lokal dan musiman. Hal ini untuk menjamin kesegaran makanan dan menawarkan rasa yang lebih kuat, tampilan indah, serta tekstur tepat. 

Selain itu juga untuk semakin meningkatkan kesejahteraan petani atau produsen lokal. Artinya, dengan mengonsumsi makanan berbahan organik, lokal, dan musiman, juga memberikan “kesehatan” bagi para petani dan masyarakat sekitar.

Racikan menu Soul in a Box selalu memperhatikan kandungan dalam setiap makanan. So, yang selalu menjadi perhatian adalah makanan yang tinggi serat, memiliki kandungan antioksidan tinggi, tidak memiliki kandungan MSG, tidak menggunakan minyak jelantah, dan makanan dengan komposisi yang seimbang serta beragam

Healthy Meal Box

FYI, salah satu menu catering sehat yang bisa menunjang gaya hidup sehat kamu dari Soul in a Box adalah Healthy Meal Box. Sajian makanannya lengkap, bergizi, serta amat cocok menjadi kudapan harian.

Healthy Meal Box terinspirasi oleh situasi pandemi yang melanda Indonesia. Maka, ada Paket Immunity dan Paket Recovery.

Paket Immunity meliputi asupan karbohidrat, protein, sayuran, serta buah segar. Ada pula menu tambahan, seperti susu, madu, snack sehat, dan becom-zet. Menu tambahan itu tentu untuk menjaga daya tahan tubuh.

Sementara, Paket Recovery lebih lengkap dibanding Paket Immunity. Selain asupan karbohidrat, protein, sayuran, serta buah segar, ditambahkan minuman sehat dan menu yang mengandung aneka vitamin, seperti vitamin B, C, E, dan juga Zinc.

So, meski menggoreskan duka, pandemi Covid-19 juga mewariskan jejak kebaikan. Pola konsumsi makanan masyarakat menjadi lebih baik. Pun pilihan menu makanan menjadi lebih memperhatikan kesehatan diri.

Dan sekarang hal itu menjadi lebih mudah, lantaran telah hadir Soul in a Box, jiwa yang sehat berada dalam raga (box) yang sehat.

Sumber:

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/16/084237220/survei-masyarakat-manfaatkan-pandemi-untuk-perbaiki-pola-makan-sehat.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160909050532-255-157172/survei-masyarakat-indonesia-mulai-sadar-makanan-sehat.

https://www.republika.co.id/berita/qhu2c1463/survei-lipi-konsumsi-makanan-sehat-meningkat-selama-pandemi

30 Nov 2021

Popmama Parenting Academy 2021, Yuk Belajar Mendampingi Tumbuh Kembang Pandemic Generation!



Kemarin sore, seorang teman membagikan informasi melalui group WhatsApp yang anggotanya bapak-bapak di lingkungan RT saya. Isinya tentang event Popmama ParentingAcademy 2021.

Mungkin lantaran ada kata “Popmama”, jadi tak ada satu pun anggota group WA yang didominasi kaum adam itu tertarik menimpali dengan komentar. Mereka lebih tertarik membahas selokan yang mampet di musim penghujan, warga yang baru pindah rumah, dan jadwal pertandingan sepak bola.

Tapi kemudian, ada anggota group WA bapak-bapak yang berkisah tentang anaknya yang sudah mulai belajar tatap muka di sekolah. Ia memulai dengan berkeluh kesah.

“Kemarin-kemarin biasa bangun siang, tapi sekarang harus bangun pagi-pagi, lalu antar anak ke sekolah. Pengeluaran juga bertambah, beli seragam, buku, peralatan sekolah, dan uang saku anak. Senang sih anak bisa sekolah lagi, tapi khawatir juga siapa tahu malah jadi klaster baru Covid-19,” keluh Pak Soleh di group itu.

“Iya, Pak Soleh, mending anak-anak sekolah. Di rumah nggak bisa belajar. Saya juga capek harus mendampingi anak-anak,” komentar Pak Putu.

“Setiap hari uring-uringan dengan anak dan istri, gara-gara pelajaran online susah dimengerti,” timpal Pak Yohan.

“Tiap hari mesti ikut Zoom, Google Meet, belajar dengan nonton Youtube. Nggak mudeng saya, Pak,” sambung Pak Syamsul.

Postingan Pak Soleh itu ternyata disambut hangat anggota group WA dengan aneka komentar. Ada yang menambahi keluhan, ada yang bercerita serupa, ada yang sok beri solusi, ada yang berdoa mengucap syukur, ada pula yang kirim stiker dan emoji. Pokoknya, sore sampai malam itu, group WA itu ramai.

Nah, sampai kemudian, ada yang kembali memposting informasi tentang PopmamaParenting Academy 2021. Makin ramailah itu group. Mereka mulai bertanya-tanya tentang Popmama Parenting Academy 2021 yang pasti relevan juga untuk kaum Papa-Papa.

Ya, Popmama Parenting Academy 2021 menjadi relevan lantaran masih banyak Papa-Mama, orangtua yang gelisah dan resah menghadapi pandemi yang seperti belum menemukan ujung harapan.

Gelaran Popmama Parenting Academy 2021 merupakan hajatan Popmama.com, yang akan diadakan 1-31 Desember 2021. Popmama.com menyadari, tidak mudah menjalani masa pandemi yang sudah melanda selama 20 bulan ini.

PopmamaParenting Academy 2021 akan menjadi oase bagi orangtua untuk menimba beragam ilmu pengetahuan dan aneka pengalaman untuk menentukan langkah-langkah di tahun depan dengan tegar dan pasti.

PopmamaParenting Academy atau yang kerap disebut POPAC tahun ini mengangkat tema “Parents Support Parents”. Tema ini diangkat, agar orangtua bersatu, Mama dan Papa kompak saling bahu-membahu menghadapi segala bentuk dampak pandemi yang menerpa keluarga. Dan yang paling penting adalah menyadari bahwa masa depan anak-anak mesti dipulihkan dan diselamatkan.



Dampingi Pandemic Generation

Pandemi telah mengubah segalanya. Semua sendi kehidupan terdampak. Anak-anak pun menjadi “silent victim”, korban yang tak bisa bersuara. Dari sisi tumbuh kembang anak, kesehatan, dan pendidikan mereka terhambat. Dari sisi keluarga, ekonomi dan kualitas hidup aman dan nyaman juga terdampak. Pun gegara pandemi, kasus kekerasan, terutama kepada anak meningkat tajam.

Tapi sisi lain, pandemi telah melahirkan generasi baru, “Pandemic Generation”. Generasi pandemi memiliki karakter unik, lantaran mereka tumbuh dan berkembang dalam situasi dunia yang bingung dan kalut karena virus penyakit.

Generasi pandemi menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah saja, berinteraksi dan berkomunikasi hanya dengan orangtua atau keluarga dekatnya, serta sangat akrab dengan teknologi, karena mereka belajar dan bersosialisasi melalui gadget.

Generasi pandemi juga menjadi generasi yang menjalani hari-harinya dengan rasa waspada terhadap kesehatan. Mereka menjadi generasi yang terbiasa hidup lebih sehat dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengonsumsi makanan bergizi, dan rajin berolahraga.

Maka, mendampingi tumbuh dan kembang generasi pandemi ini membuthkan keterampilan, pengetahuan, serta sikap yang memadai. Orangtua pun dituntut memiliki mental yang tangguh dalam mendampingi anak-anak generasi pandemi.

Nah, di sinilah pentingnya Parenting Guidance of Pandemic Generation. Untuk itulah, Popmama.com berinisiatif membuat buku Parenting Guidance of Pandemic Generation untuk membantu Papa dan Mama memetakan perubahan yang terjadi pada anak-anak semasa pandemi, membaca pendapat dari pakar sebagai bahan panduan mendampingi anak-anak.

Para pakar itu antara lain psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, M.Psi dari Tiga Generasi dan psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHP.Ed, peneliti dari Puskapa Universitas Indonesia Ni Luh Putu Maitra Agastya, dokter spesialis anak dari RSPI Puri Indah dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A, dan penasihat keuangan dari Finansialku Rista Zwestika S.Sos AWP CFP.

Para pakar ini akan berbagi ilmu dalam empat pilar bahasan dalam buku ini, yaitu pendidikan anak, kesehatan anak, keuangan keluarga, dan pencegahan kekerasan pada anak.

By the way, buku Parenting Guidance of Pandemic Generation ini akan diluncurkan dalam gelaran Popmama Parenting Academy alias POPAC 2021. Dan bisa segera bisa diunduh secara gratis di laman Popmama.com.



Kembali ke grup WA bapak-bapak di RT saya. Obrolan dari sore hingga malam itu ditutup oleh pesan dari Pak RT.

“Bapak-bapak, urusan mendampingi tumbuh kembang anak bukan hanya urusan ibu-ibu, tapi kita juga punya tanggung jawab di situ. Memang pandemi telah mengubah semuanya. Tapi, pandemi ini juga adalah pelajaran bagi kita semua agar semakin kuat! Yakin!” pesan Pak RT.

“Jangan lupa, yuk ikut Popmama Parenting Academy 2021!” timpal saya, sebelum tertidur.

28 Nov 2019

Kerja, Kerja, Mau Maju, Yuk Minum Jamu!

“Biasanya kalau pagi sebelum beraktivitas, saya minum jamu. Jamu ini adalah campuran dari temulawak, jahe, dan kunyit,” ujar orang nomor satu di Indonesia alias Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi. Ujaran itu, ia ungkapkan melalui vlog.

Tak cukup itu, Presiden Jokowi lantas menunjukkan jamu racikannya.

Jokowi mengajak wartawan minum jamu. (Ist.)


“Jahe ditumbuk atau dirajang-rajang (diiris-iris), temulawak, kunyit juga, kemudian di seduh air panas, di saring kemudian diminum,” paparnya. “Ini sudah saya minum mungkin 17 sampai 18 tahun yang lalu dan masih saya minum sampai sekarang,” imbuhnya.

“Saya rasa akan memberikan manfaat baik bagi kebugaran tubuh. Ingin mencoba? Ya dibuat sendiri!” tutupnya.

“Jamu Jokowi” ini memang bukan rahasia lagi. Sejak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kemudian menjadi Presiden RI, banyak orang bertanya “rahasia” kebugaran Jokowi. Rahasianya memang telah terkuak, salah satunya yaitu jamu racikan temulawak, jahe, dan kunyit.

Nah, yang menjadi pertanyaan, mengapa temulawak, jahe, dan kunyit dapat menjaga kebugaran tubuh? Yuk intip manfaat temulawak, jahe, dan kunyit!

Temulawak
Curcuma xanthorrhiza Roxb alias temulawak merupakan bahan rempah yang sudah amat populer di Indonesia. Selain bisa menjaga kebugaran raga, temulawak juga bisa mengatasi perut kembung dan diare. Dilansir dari Clinical Gastroenterology and Hepatology, pasien dengan gangguan pencernaan berangsur membaik jika mengonsumsi temulawak secara teratur.

Temulawak (freepik)
Para pakar kesehatan, melalui aneka penelitian juga menyimpulkan bahwa kandungan dalam temulawak dalam mengatasi masuk angin dan sakit kepala. Bahkan sebuah jurnal kesehatan, The Prostate, mengungkapkan bahwa temulawak memiliki kandungan aktif yang bisa membantu pengobatan kanker, seperti kanker payudara, kanker prostat, dan kanker usus. Jurnal itu didukung penelitian di University of Maryland Medical Center yang menyebutkan, nutrisi dalam temulawak bisa membunuh perkembangan sel kanker dengan efektif.

Jahe
Nah, sekarang giliran jahe. Selama ratusan tahun, jahe telah terbukti memiliki manfaat bagi tubuh manusia. Selain sebagai bumbu masakan, jahe juga dimanfaatkan untuk mengobati aneka penyakit. Rutin minum seduhan jahe terbukti dapat mencegah dan mengurangi peradangan yang disebabkan nyeri osteoarthritis dan rematik.

Jahe (freepik)
Kandungan aktif, seperti gingerol, gingerdione, dan zingeron dalam tanaman rimpang yang memiliki nama ilmiah Zingiber officinale ini memang telah diteliti mampu mengatasi nyeri peradangan dalam tubuh. Selain itu, sebuah penelitian di Iran membuktikan jahe dapat menurunkan gula darah puasa dan kadar HbA1c dalam darah. Orang pengidap diabetes tipe 2 yang minum seduhan jahe nyatanya mengalami penurunan gula darah puasa yang cukup drastis.

Kunyit
Curcuma longa alias kunyit tak cuma mampu menyedapkan santapan. Rempah berkelir kuning ini juga memiliki kemampuan menjaga kesehatan dan sebagai obat herbal. Kunyit sudah sejak lama populer digunakan sebagai obat gangguan pencernaan. Jurnal Pharmacognosy Reviews menyebutkan bahwa kandungan efek curcumin bisa mengobati peradangan akibat luka, terutama di saluran pencernaan. Hal ini juga bermanfaat untuk mengurangi kekambuhan gejala maag.

Kunyit. (freepik)
Selain itu, kandungan curcumin juga bisa menjadi anti alergi. Kunyit bekerja seperti antihistamin yang menghambat peradangan serta mencegah pelepasan histamin, zat pemicu reaksi alergi.

Jantung juga mendapat asupan manfaat dari kunyit. Mengkonsumsi air kunyit saban pagi dapat membantu jantung tetap sehat. Curcumin yang terkandung dalam kunyit bisa menghalau plak atau kotoran dalam pembuluh darah, sehingga mencegah pengumpalan darah di jantung.

Kuy, itulah manfaat tiga rempah yang menjadi “jamu Jokowi”.

Racikan Tradisional, Teknologi Modern

Namun, kini jaman serba canggih. Teknologi pengolahan makanan dan minuman kian berkembang pesat. Meracik jamu ala Jokowi itu tentu akan memakan waktu lama. Bisa-bisa, harus bangun pagi lebih awal atau terlambat masuk kerja. Tentu kita tak mau dua-dua.

So, jangan bimbang dan ragu. Kini telah hadir kepraktisan meminum jamu ala Jokowi. Konimex menghadirkan Herbadrink, minuman herbal alami yang menyehatkan dalam kemasan sachet. Minuman ini diracik dengan resep tradisional dan diproses melalui teknologi modern. Selain menyehatkan, minuman ini juga praktis; tinggal sobek, sedu, lalu minum.

Herbadrink hadir dengan aneka varian, seperti Herbadrink Sari Jahe, Herbadrink Sari Temulawak, Herbadrink Kunyit Asam, dan yang lain. Yuk kita bahas satu-satu!

Herbadrink Sari Jahe mengandung ekstrak jahe 9,5 gram, gula, dan bahan lainnya. Satu sachet Herbadrink Sari Jahe disedu dengan satu gelar air panas, atau sekira 150 mililiter. Selain untuk menghangatkan badan, seduhan Herbadrink Sari Jahe ini juga mampu mengatasi perut kembung dan masuk angin.

Herbadrink Sari Jahe. (y.prayogo)
Herbadrink Sari Temulawak juga memiliki manfaat bagi kebugaran dan kesegaran raga. Dengan kandungan ekstrak temulawak 470 miligram, gula, dan bahan lainnya, Herbadrink Sari Temulawak bisa membantu memelihara kesehatan hati. Cara mengkonsumsi Herbadrink Sari Temulawak sama dengan Herbadrink Sari Jahe.

Herbadrink Sari Temulawak. (y.prayogo)
Kunyit asam adalah racikan jamu paling favorit di kalangan per-jamu-an. Jamu kunyit asam memiliki manfaat sebagai anti bakteri, anti radang, dan antioksidan. Nah, Herbadrink Kunyit Asam hadir dengan kandungan ekstrak kunyit 8,7 gram, ekstrak asam Jawa 1,9 gram, gula, dan bahan lainnya.

Herbadrink Kunyit Asam. (y.prayogo)
Selain varian-varian tersebut, Konimex juga menghadirkan varian lain seperti Herbadrink Beras Kencur, Herbadrink Chrysanthemum (Sugar Free), Herbadrink Sari Jahe (Sugar Free), Herbadrink Sari Temulawak (Sugar Free), dan Herbadrink Lidah Buaya (Sugar Free). Semua itu merupakan racikan resep-resep tradisional yang diolah dengan teknologi modern.

Kini, minum jamu tak perlu menunggu Mbok Jamu lewat depan rumah atau meracik sendiri. Semua itu butuh waktu dan tenaga. Kehadiran aneka varian Herbadrink ini menjadi solusi bagi kita yang mendamba manfaat dan khasiat resep jamu tradisional dengan cara yang praktis; cepat dan mudah.

Nah, jika kita ingin menjaga kebugaran dan kesegaran raga sepanjang hari di tengah aktivitas yang super sibuk seperti Pak Jokowi, telah tersedia racikan jamu tradisional dalam kemasan modern; Herbadrink Sari Jahe, Herbadrink Sari Temulawak, Herbadrink Kunyit Asam. Yuk minum jamu, agar bisa terus kerja, kerja, dan maju! Minum jamu, Indonesia maju! #KebaikanAlami

9 Feb 2019

Pencarian Fu di Sewugunung



Judul       : Bilangan Fu
Penulis    : Ayu Utami
Penerbit   : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Jakarta, 2008
Tebal       : x + 537 halaman


SANDI Yuda, Parang Jati, dan Marja berkelindan dalam kisah segitiga eros yang lembut. Yuda, seorang pemanjat tebing dan petaruh yang kerap melecehkan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Parang Jati, bagai malaikat yang berjari dua belas, yang dibentuk ayah angkatnya agar menanggung seluruh duka manusia. Marja, gadis yang memiliki tubuh bak kuda teji dan berjiwa matahari. Bertiga memanjat tebing di pegunungan kapur dekat Desa Sewugunung, di kawasan pantai selatan Jawa.


Sewugunung gempar. Satu penduduk desa mati. Jenazahnya hilang dari makam. Warga Sewugunung yakin, ia memiliki kesaktian. Tapi yang lain menganggap ia musyrik, sehingga mayatnya ditolak bumi. Perseteruan antara yang yakin diri “gaib” dengan yang yakin diri “kudus” kian seru dengan masuknya wajah kapitalisme dalam bentuk perusahaan tambang. Deru mesin telah siap sedia menggerus gundukan-gundukan kapur. Sandi Yuda, Parang Jati, dan Marja juga tercebur dalam pusaran itu.


Ketika sedang berayun-ayun di sebuah tebing, Sandi Yuda seperti memperoleh “wangsit” tentang bilangan fu. Fu bilangan tak berwujud. Fu bukan satu atau nol atau yang lain. Yuda terobsesi memecahkan rumus yang diciptakan sendiri itu. Rumus fu memang bukan logika matematika. Fu sebuah pencarian.


Pencarian fu, menurut penulis novel ini, Ayu Utami, merupakan pencarian spiritual. Pencarian yang menuntun Sandi Yuda bertemu dengan Parang Jati, mahasiswa geologi Institut Teknologi Bandung.
Parang Jati memiliki adik bernama Kupukupu. Lantaran kemelaratan akut, Kupukupu menjelma menjadi penganut agama yang radikal, yang menegakan keyakinan agama dengan pedang; yang mengucapkan “Tuhan” dengan berteriak-teriak. Ia menganggap upacara sesaji dan kepercayaan kepada Nyi Roro Kidul bagian dari musyrik. Parang Jati beda. Ia mendukung sesajen, takhayul, dan berbagai mitos yang diyakini orang-orang desa.


Cara beriman Kupukupu memicu kekacauan dan kekerasan di Sewugunung. Ia menghimpun pasukan berjubah dan menghardik para penyekutu Tuhan. Ia juga berselingkuh dengan perusahaan tambang yang akan merobohkan Watugunung. Ia memancing kehadiran pasukan ninja yang membunuh kiai dengan isu dukun santet.


Itulah sengkarut dalam novel yang mengambil latar waktu 1998-2001. Lewat bentrokan antara tokoh dan kisah, alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini menyusupkan kritik terhadap cara beragama atau berkeyakinan.


3M
Silang sengkarut di Sewugunung menghentak pemikiran modern dan cara beriman monoteisme. Pemikiran yang terlampau mengagungkan rasio, sampai-sampai meremehtemehkan nilai-nilai tradisi yang ramah pada alam. Pemikiran dan keyakinan yang merasa diri “paling kudus”, membuat abai terhadap keberadaan sesama.


Novel yang menyabet Khatulistiwa Literary Award 2008 ini menyinggung tentang 3M yang menyebabkan “kehancuran” manusia, yaitu monoteisme, modernisme, dan militerisme. Agama-agama monoteisme, dalam praktik cara berimannya kadang masih menganggap rendah agama-agama lokal sebagai penyembah berhala. Dengan memberikan label “sesat”, musyrik, dan yang lain, penganut keyakinan lokal halal untuk diusir, disakiti, bahkan dienyahkan. Padahal agama-agama lokal tumbuh dan berbuah di tengah lokalitas yang amat arif terhadap alam sekitar.


Bilangan Fu merupakan novel yang ditulis Ayu Utami dengan latar belakang meningkatnya kekerasan atas nama agama pada awal masa Reformasi. “Saya persembahkan ‘untuk Indonesia, yang dengan sedih aku cinta’,” tulis putri Bernadetta Suhartinah ini di laman milik pribadi.


Militerisme musuh demokrasi. Kisah Bilangan Fu mengambil latar di era awal gelombang reformasi yang menghantam rezim Orde Baru. Dan Orde Baru kaya akan aneka bentuk militerisme yang masih terus terwariskan hingga masa kekinian.


M yang ketiga adalah modernitas yang dipelihara dengan kemanjaan-kemanjaan kapitalisme. Segala dipandang dalam kacamata matematika ekonomis, termasuk cara menghidupi keyakinan.


Ketiga M ini kadang nampak berjalan sendiri-sendiri. Namun, kerapkali berjalan beriringan membentuk barisan yang padu, yang abai terhadap sesama, yang abai terhadap alam ciptaan-Nya.



Landung Simatupang dalam peluncuran Bilangan Fu (foto:y.prayogo)
Spiritualisme kritis
Penulis novel Saman (1998) ini, dengan sangat kental meniupkan nafas spritualisme kritis pada Bilangan Fu. Ia mengangkat wacana spritual-keagamaan, kebatinan, dan mistik. Ayu Utami sepertinya ingin membedakan agama dan spiritual. Agama formal tak lebih dari seperangkat aturan dan kepercayaan yang dibebankan kepada pengikutnya. Agama formal bersifat top-down, diwarisi dari rasul, pendeta, nabi, dan kitab suci atau ditanamkan melalui keluarga atau tradisi.


Bilangan Fu memberi tawaran cara beragama yang baru, yakni dengan laku kritis. Tapi kritis yang tidak membabi buta. Ia juga sama sekali tidak anti, apalagi membenci. Kritis terhadap ajaran-ajaran agama, mampu melihat nilai-nilai luhur pada agama asli dan kritis pada agama sendiri agar tak terperosok pada kesombongan dan monopoli kebenaran.


Laku kritis memberi kesadaran agar tak hanya memandang ke langit dan hidup demi surga. Karena manusia hari ini -dan kelak anak keturunannya- masih tinggal di bumi yang sama. Salah satu keutamaan nilai-nilai keyakinan lokal adalah memelihara alam lingkungan, demi kelangsungan hidup bumi dan anak-anak generasi nanti. Agama-agama nenek moyang meyakini bahwa ada penunggu dalam pepohonan, ada penjaga gaib di gunung-gunung, ada penguasa di dasar samudera. Hal ini perlu dilihat secara kritis, bahwa ada nilai kebijaksanaan agar berhati-hati mengolah alam dan senantiasa menjaga kelestarian dan keseimbangan.


Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Luthfi Assyaukanie mengatakan, ide Ayu Utami sederhana, yakni animisme itu lebih ramah, menganggap alam sebagai subjek yang dipuja sehingga tidak pernah dirusak. “Sebaliknya, ketika kita menganut monoteisme, alam adalah objek yang dieksploitasi demi kemaslahatan hidup orang banyak. Monoteisme mengajarkan pada kita agar memperbaiki akhirat, namun merusak dunia,” ujarnya dalam peluncuran Bilangan Fu satu dasawarsa lalu.


Pencarian Bilangan Fu tak pernah berhenti atau berlalu begitu saja. Ayu Utami terus mencari dengan Simple Miracles (2014), Banal Aesthetics & Critical Spiritualism (bersama Erik Prasetya) (2015), dan Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis (2015 & 2017).


Pencarian dengan laku kritis menuntut kesabaran memanggul kebenaran, agar tak jatuh menjadi ego yang mengalahkan kebaikan. Kritis untuk tidak menganggap kepercayaan orang lain hanya sekadar dongeng dan kemusyrikan penyembah berhala. Dan sadar bahwa iman diri sendiri juga bisa menjadi takhayul bagi orang lain. Karena kebenaran sejati masih menjadi misteri di kala depan, bukan kala sekarang. Kebenaran tak perlu dipaksakan. Ia boleh tertunda esok hari nanti, asalkan kebaikan memenuhi hari ini.


Bilangan Fu, bilangan metaforis, bukan matematis. Spiritual memang bukan rasional. Bilangan Fu merupakan sebuah pencarian yang tak kunjung berujung, bagai mendaki seribu gunung.

5 Okt 2018

Hydrogin Atom: Air Ajaib Lawan Aneka Penyakit

(abcnews.com)
SUDAH tahun lebih, Daud Simson Kaunang mengkonsumsi obat-obatan untuk meringankan sakit yang ia derita. Daud memang sudah lama mengidap kolesterol tinggi, gula darah juga tingi, pun asam urat setali tiga uang. Tapi nyatanya, obat-obatan itu hanya memberi efek sesaat saja. Sehari sembuh, esoknya kambuh lagi.


Suatu hari, Daud berkenalan dengan alat bernama Hydrogin Atom. Awalnya, ia hanya iseng mengkonsumsi air hidrogen yang dihasilkan alat tersebut. Setelah satu bulan minum air hidrogen, Daud mulai merasakan efeknya. Ia pun menghentikan mengkonsumsi obat. Lambat laun, Daud merasa badannya lebih sehat. Setelah dicek, gula darah dan kolesterolnya berada di posisi normal. Daud pun girang bukan kepalang.


Segendang sepenarian dengan Daud, Lusi pun mengalami hal serupa. Asam urat dan kolesterolnya tinggi. Dia juga kerap mengkonsumsi obat-obatan untuk menurunkan kadar asam urat dan kolesterol. Sama seperti Daud, satu setengah bulan lalu, Lusi mulai rutin terapi dengan air hidrogen yang dihasilkan Hydrogin Atom. Hasilnya menggembirakan. Lusi sudah jarang mengeluh sakit. Ia juga menghentikan mengkonsumsi obat-obatan. Kini, Lusi bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa mengeluh rasa sakit lagi.


Berbeda dengan Daud dan Lusi. Ada seorang ibu yang pernah mengalami tujuh kali keguguran kandungan. Ia juga pernah mengalami kecelakaan. Akibatnya, sang ibu menderita vertigo dan periode menstruasinya tidak stabil. Tapi, satu bulan terakhir ini, ibu itu rutin mengkonsumsi air hidrogen yang diproses dengan Hydrogin Atom. Alhasil, pelan-pelan vertigonya hilang dan periode menstruasinya pun mulai normal kembali.


Sementara, ada pula seorang ibu yang memiliki suami dengan penyakit batu ginjal. Dokter sudah menyarankan agar sang suami dioperasi saja. Tapi, lantaran terbentur biaya operasi yang cukup mahal, suami ibu itu memutuskan untuk mengkonsumsi obat dari dokter saja. Tapi, obat itu hanya menghilang rasa sakit saja, tanpa bisa menyembuhkan penyakitnya.


Suatu hari, ibu itu berkenalan dengan alat bernama Hydrogin Atom yang dengan cepat dan praktis menghasilkan air hidrogen. “Suami saya rutin minum air hidrogen itu pagi dan sore,” ujar si ibu itu. Setelah tiga minggu, “keajaiban” terjadi. Pelan-pelan, batu ginjal itu hancur dan keluar bersama dengan air kencing. “Suami saya sembuh tanpa operasi,” ujar ibu itu penuh sukaria.


(globalwomen.com)




Kisah-kisah ini hanya sekelumit dari ratusan, bahkan ribuan kisah manfaat air hidrogen. Itulah mengapa banyak orang berbondong-bondong ke mata air Nordenau di Jerman, Tlacote di Meksiko, dan Lourdes di Perancis. Air yang dihasilkan di ketiga tempat itu, setelah melalui penelitian ilmiah, nyatanya memiliki kandungan hidrogen yang amat tinggi.


Berbeda dengan air mineral biasa, air hidrogen mengandung antioksidan, suatu senyawa yang berperan melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Hampir sembilan puluh persen penyakit berhubungan dengan radikal bebas.


Molekular hidrogen juga memiliki zat aktif yang bisa meningkatkan kadar antioksidan yang baik bagi tubuh. Molekular hidrogen banyak mengandung antioksidan tanpa mengubah pH air. “Saat kita mengonsumsi air ini, molekular hidrogen dalam tubuh mampu mereduksi stres dan tekanan dalam tubuh,” ujar Tyler LeBaron, B.S., Founder dan Excecutive Director of Molecular Hydrogen Foundation saat peluncuran produk Hydrogin Atom di hotel mewah di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, tahun lalu.


(https://gininternational.com/id/)
Menurut penelitian, lanjut Tyler LeBaron, air hidrogen juga mampu mencegah terjadinya peradangan dalam tubuh. Bila peradangan ditekan, maka tubuh akan cenderung lebih segar dan tidur pun lebih nyenyak. Molekular hidrogen, kata Tyler LeBaron, juga bisa melindungi kesehatan jantung dengan menurunkan angka kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik.


Peneliti yang telah mengkaji efek kesehatan dari air hidrogen sejak awal 2009 ini mengatakan bahwa air hidrogen mampu membantu proses penyembuhan lebih dari 170 penyakit. Bahkan penelitian terbaru mengatakan, air hidrogen mampu menangkal lebih dari 200 jenis penyakit. Selain yang telah disebut di atas, manfaat air hidrogen juga segudang, seperti mengurangi kelelahan otot, membantu menurunkan berat badan, mencegah kanker, meningkatkan kesehatan kulit, menangkal alergi, menjaga kesehatan organ-organ tubuh, alam yang lain.


Nah, kini kita tak perlu jauh pergi ke Jerman, Meksiko, atau Perancis agar bisa mendapatkan air hidrogen. Melalui Hydrogin Atom, kita bisa mengkonsumsi “air ajaib” ini setiap waktu. Alat ini berbentuk menyerupai botol yang bisa mengubah air mineral biasa menjadi air yang kaya dengan molekul hidrogen aktif. Prosesnya tak perlu menunggu lama. Hanya lima menit saja, kita sudah bisa mengkonsumsi kesegaran air hidrogen. Dengan alat ini, kita tak perlu lagi membeli terus-menerus air hidrogen kemasan.


“Air hidrogen ini aman dikonsumsi setiap hari seperti air mineral biasa,” tegas Tyler LeBaron.
Hydrogin Atom ini amat ringan, hanya 274 gram, sehingga praktis dibawa ke mana-mana. Alat ini sangat layak menjadi teman traveling ataupun saat beraktivitas sehari-hari. Yuk, budayakan hidup sehat dengan mengkonsumsi air hidrogen!

30 Sep 2018

Yang Tipis, Ringan, dan Mumpuni Dambaan Jurnalis

(foto:y.prayogo)
“Selama di Kalimantan, kamu tetap harus mengirimkan naskah ya!” ujar sang redaktur.


“Siap, Bos!” jawabku spontan.


Ujaran redakturku itu bukanlah hal yang asing di telingaku. Hampir setiap bulan, aku mesti keluar kota, menunaikan tugas sebagai seorang jurnalis. Sebagian Pulau Jawa sudah pernah aku sambangi. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, sudah aku jelajahi. Tinggal Papua yang belum aku rambah.


Sebagai jurnalis, waktu kerjaku lebih banyak dihabiskan di luar kantor. Kubikel di kantor pun lebih sering kosong. Aku biasa mengerjakan naskah di mana pun dan kapan pun.


Untunglah, selama ini aku dibekali dengan laptop yang lumayan tangguh. Meskipun sekarang jamannya smartphone, tapi bagi jurnalis, peran laptop belum tergantikan. Laptop masih menjadi perangkat penting di medan karya seorang jurnalis.


Laptop yang selama ini menemaniku sudah berusia uzur. Aku telah menggunakannya sejak sembilan tahun silam. Mungkin nilai ekonomisnya sudah nol. Tapi, ia memang sangat tangguh, mampu menemaniku dalam kondisi apapun. Ia juga mampu diajak kerja super cepat.


Nah, lantaran sudah uzur dan akhir-akhir ini, kinerjanya agak lemot, aku berniat ganti laptop. Memilih laptop tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Aku mesti membuat aneka pertimbangan untuk menjatuhkan kepada satu pilihan. Maka, aku pun mengulik sana-sini, mencari tahu aneka laptop yang sekarang beredar di pasaran, dan tentu disesuaikan dengan budget yang ada di kantong. Tapi, aku juga telah menetapkan pilihan, laptop yang aku cari, mesti tipis, ringan, dan mumpuni.


Dia harus ramping alias tipis, agar lebih ringkas; bisa masuk ke dalam backpack. Intinya, dia tidak terlalu makan tempat di tas, sehingga mudah dibawa ke mana-mana.


Dia juga harus ringan. Mengapa? Kalau terlalu berat, pundak bisa pegel-pegel, Bos! Karena aku kerap bepergian, maka aku mesti memilih laptop yang ringan, jika perlu yang super ringan.


Lalu, dia juga harus mumpuni atau powerful. Sebagai jurnalis, aku memerlukan perangkat yang tangguh dibawa ke segala medan, yang mampu diajak bekerja keras dan tentu cepat.
Setelah mencari-cari sana-sini, bertanya ke banyak orang termasuk ke rumput yang bergoyang, sepertinya aku mesti menjatuhkan pilihan ke ZenBook 13 UX331UAL yang baru dirilis ASUS awal tahun ini.
(channel.asus.com)


Tipis Tapi Kuat
ZenBook 13 UX331UAL merupakan varian lain dari versi UX331UN. Katanya, ini perangkat yang paling menggambarkan inti dari ZenBook, yakni laptop 13,3 inci yang paling ringan. Anggota baru ZenBook ini memiliki ketebalan yang sama seperti saudaranya, ZenBook UX331UN, yakni hanya 13,9 milimeter. Namun soal bobot, ZenBook 13 UX331UAL lebih unggul. Bobotnya tak sampai satu kilogram, tepatnya hanya 985 gram.


Cucok! Tak makan tempat di dalam tas, dan yang penting juga, pundak nggak pegel-pegel.
Meskipun tipis dan enteng, ZenBook 13 UX331UAL telah memenuhi standar military-grade MIL-STD 810G. Ia juga lolos uji daya tahan, sehingga bisa digunakan dalam berbagai kondisi.


ASUS juga memberikan sentuhan modern pada ZenBook 13 UX331UAL, di mana pengguna cukup menghadapkan wajah ke layar atau dengan sentuhan jari di sensor fingerprint, maka dia bisa langsung bekerja. Kecanggihan ini tentu amat mendukung kerja-kerja jurnalistik di medan karya yang membutuhkan kecepatan.
(channel.asus.com)
Ringan Tapi Tangguh
ZenBook 13 UX331UAL didesain agar menjadi yang paling portabel. Maka, bobot pun menjadi prioriatas. Material magnesium aluminium alloy memberikan ZenBook 13 UX331UAL menjadi yang paling ringan dalam keluarga ZenBook.


Meskipun ringan, ASUS tak berkompromi terkait performa. Maka, ZenBook 13 UX331UAL diperkuat dengan prosesor tercepat Intel Core i generasi kedelapan. Prosesor tercepat itu dipadupadankan dengan RAM tercepat pula, DDR4 2133MHz, serta teknologi penyimpanan berkecepatan tinggi dan handal berbasis M.2 SSD.


Dan bagi seorang jurnalis, satu hal yang paling penting adalah kemampuan Wi-Fi. Tahu kebutuhan ini, ASUS mempersenjatai ZenBook 13 UX331UAL dengan fitur Wi-Fi Master. Dengan Wi-Fi Master, para pengguna ZenBook 13 UX331UAL bisa menikmati streaming video FullHD YouTube yang lebih lancar pada jarak 300 meter atau lebih. Jarak ini sekitar 65 meter lebih jauh dibandingkan dengan laptop lain pada umumnya.



(channel.asus.com)
Berpadu dengan teknologi dual-band 802.11ac, Wi-Fi Master juga menawarkan kecepatan hingga 867Mbps atau sekitar enam kali lebih cepat dibanding single-stream 802.11n. Hal ini tentu amat mendukung para pengguna yang kerap bekerja di luar kantor, seperti saya, seorang jurnalis. Daya tahan baterai ZenBook 13 UX331UAL juga amat handal dan mumpuni. Dari berbagai hasil pengujian, saat ZenBook 13 UX331UAL digunakan secara multitasking non stop, baterai pada ZenBook 13 UX331UAL sanggup memasok daya hingga 4 jam 43 menit. Bahkan, ASUS mengklaim baterai ZenBook 13 UX331UAL sanggup bertahan hingga 15 jam.


Setelah melihat, menerawang, dan meraba ZenBook 13 UX331UAL, tunggu apalagi! Laptop generasi terbaru dari ZenBook besutan ASUS ini memang layak untuk pengguna yang sering "kelayapan" keluar kantor.