Kala itu, mereka meyakini bahwa daerah
Sungai Utik adalah tanah penuh harapan. Maka, mereka pun meminta ijin kepada
masyarakat Dayak Embaloh yang ‘menguasai’ daerah itu, agar bisa menempati tanah
harapan itu.
Ijin
pun diterbitkan dengan satu syarat, masyarakat Dayak Iban harus menjauhi
peperangan antarsuku. Syarat itu pun diamini masyarakat Dayak Iban. Maka, mereka
pun mulai berpindah dari Lanjak ke Sungai Utik pada awal 1800-an. Beberapa
kali, mereka memindahkan Rumah Bentang ini. Rumah Betang yang saat ini berdiri,
dibangun pada era 1970-an dan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Untuk mencapai
Rumah Betang ini butuh perjalanan panjang. Jika menggunakan jalur darat,
perjalanan dari Pontianak, ibukota Kalimantan Barat harus ditempuh sejauh 647 kilometer atau sekitar
24 jam perjalanan. Jika tak mau terlalu lelah, perjalanan bisa menggunakan
pesawat terbang dari Bandara Supadio Pontianak menuju Putusibau. Dari
Putusibau, perjalanan dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar dua jam. Atau
jika mau tantangan yang lebih ekstrem, bisa menggunakan jalur sungai dari
Putusibau menuju tempat ini. Sepanjang perjalanan menuju tempat ini, panorama
hutan belantara yang masih asri akan menjadi suguhan yang memanjakan mata.
Rumah Betang atau orang setempat menyebutnya ruma panjae ini membujur sepanjang 200 meter dengan 37 pintu. Pintu merupakan istilah
untuk satu bilik dalam Rumah Betang. Di antara bilik terdapat sebuah jendela yang
menghubungkan bilik yang satu dengan lainnya. Sekitar 70 keluarga hidup bersama
dalam rumah ini.
Dari masa ke masa, masyarakat Dayak
Iban menghidupi tradisi sembari menjaga kelestarian hutan. Kearifan tradisional
ini pun membuahkan hasil. Wilayah ini ditetapkan sebagai desa adat pertama yang
meraih penghargaan sertifikat ekolabel dari Lembaga Ekolabel Indonesia.
Maka,
selama hutan masih lestari dan Sungai Utik masih mengalir, kehidupan masyarakat
Dayak Iban masih penuh harapan. Seperti harapan para leluhur mereka, kehidupan masyarakat
Dayak Iban masih akan terus membujur sepanjang Rumah Betang, tempat tinggal
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar