(ulrichome.com) |
Noel sayang,
Suatu hari, papah pernah berjanji dalam hati. “Sebelum menikah dengan mamah, papah harus punya rumah!”
Janji itu pernah tergusur, bahkan terkubur oleh beragam aktivitas dan waktu yang terus menjulur. Tapi, rupanya ingatan akan janji itu tak pernah kabur.
Janji itu terus terngiang dalam tambur memori. Dan janji itu bagai doa tanpa terucap. Dua tahun sebelum Papah dan Mamah menikah, janji itu mulai mewujud.
Awal tahun 2009, Papah mulai mengumpulkan dana dengan menyisihkan penghasilan bulanan.
Tentu tak mudah mengumpulkan dana dengan penghasilan yang pas-pasan. Tapi tekad untuk memiliki rumah itu telah membulat.
Setiap kali gajian di akhir bulan, Papah langsung menyisihkan dana untuk ditabung. Kata para pakar keuangan, menabung itu menyisakan penghasilan di akhir bulan, tapi menyisihkan pendapatan di awal bulan.
Noel sayang,
Alhasil, setelah beberapa bulan, dana untuk uang muka kredit rumah pun terkumpul.
Papah dan Mamah yang kala itu masih pacaran, langsung berburu rumah. Perumahan-perumahan baru menjadi incaran kami.
Ternyata, tak mudah lho menemukan rumah yang cocok di hati. Lokasi nyaman, tapi akses transportasinya susah. Akses mudah, tapi lokasinya di pinggir sungai yang rawan longsor. Atau lokasi cocok, akses mudah, harga mahal.
Nah, yang terakhir inilah yang paling sering kami temui. Persoalan harga ini memang kerap menjadi kendala kami untuk menentukan pilihan.
Tapi, setelah berburu rumah ngalor dan ngidul, akhirnya kami menemukan satu perumahan di pinggiran kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Perumahan ini berada di daerah perbukitan Kalibagor-Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. Berjarak sekira 10 kilometer dari pusat kota mendoan, Purwokerto.
Akses transportasi pun tak sulit, lantaran perumahan ini berada di pinggir jalan utama Sokaraja-Banyumas.
Untuk urusan harga, masih terjangkau kantong Papah. Tidak terlalu murah, tapi juga tidak begitu mahal. Pas lah di kantong!
Setelah akad kredit berlangsung, cicilan bulanan pun siap menanti. Tantangan baru menanti.
Noel sayang,
Dengan penghasilan yang serba mepet, tentu mengangsur cicilan rumah dengan skema KPR menjadi tantangan yang berarti.
Gajian di akhir bulan harus langsung disisihkan untuk bayar cicilan rumah. Baru setelah itu memikirkan hidup dengan “sisa-sisa” penghasilan. Tidak mudah!
Di bulan-bulan awal memang terasa berat, tapi setelah itu menjadi terbiasa. Terbiasa prihatin, maksudnya. Makan dua kali sehari cukup. Semua mesti diirit-irit, agar uang cukup sampai gajian berikutnya.
Noel sayang,
Usaha emang tak pernah mengkhianati hasil. Meskipun tak luas dan mewah, tapi rumah ini kini telah terbayar lunas. Melelahkan, namun melegakan.
Bahkan, beberapa bagian di rumah ini telah direnovasi, sehingga makin nyaman dihuni.
Papah selalu bilang, “Rumah ini belum selesai! Dan mungkin tak akan pernah selesai.”
Ya, bagi Papah, membangun rumah secara fisik pasti akan selesai. Tapi “rumah” yang sejati tidak akan pernah rampung. Ia akan terus bertumbuh seiring perjalanan para penghuninya.
Dalam bahasa Inggris ada istilah pembeda antara “house” dan “home”. Kalau “house” lebih mengacu kepada bangunan fisik. Namun, “home” lebih mengacu kepada kondisi atau suasana rumah.
Noel sayang,
Kita lah para penghuninya yang akan membuat “house” itu menjadi “home”.
Rumah tak sekadar bangunan fisik dengan perabotnya. Rumah adalah rasa. Damai, nyaman, dan penuh cinta. Tapi di sana juga ada keringat dan air mata.
Rumah menjadi tempat untuk memperjuangkan segala hal. Papah dan Mamah sudah berjuang menghadirkan rumah ini untuk kita.
Di rumah inilah, kamu bisa menimba segala rasa, sekaligus menimbun berbagai rasa. Agar rumah ini menjadi rumah yang penuh rasa dan kenangan.
Kebutuhan perabotan rumah
(olymplast.co.id) |
Nah, untuk urusan perabotan rumah tangga, Papah percayakan kepada brand Olymplast. Olympast sendiri merupakan brand aneka kebutuhan perabotan rumah tangga dengan bahan baku plastik yang diproduksi PT. Cahaya Bintang Plastindo.
PT. Cahaya Bintang Plastindo sendiri adalah anak perusahaan PT. Graha Multi Bintang sebagai holding company yang memegang merek-merek furniture ternama, sebagai bagian dari Olympic Furniture Group.
Kenapa memilih yang berbahan plastik?
Tentu karena perabot yang berbahan plastik lebih awet alis tahan lama, anti rayap, mudah dibersihkan, dan harganya lebih terjangkau.
Bagi Olymplast, rumah merupakan tempat ternyaman bagi setiap anggota keluarga dalam menghabiskan sebagian besar waktunya. Tempat berbagi cinta, tempat melepaskan lelah, dan tempat yang selalu dirindukan.
Maka, Olymplast selalu menghadirkan produk-produk terbaik dengan konsep modern yang dapat mempercantik rumah dan memberi manfaat keluarga Indonesia dengan perabot plastik yang berkelas dan berkualitas di rumah, karena Olymplast juaranya rapikan rumah.
Ya, rumah bukanlah soal bangunan semata. Tapi ia adalah tempat berbagi aneka rasa.